“Sesungguhnya engkau berada pada akhlaq yg agung ”
Muqoddimah
Melihat perkembangan terakhir ummat Islam di Indonesia tergambar dgn
jelas betapa merosotnya akhlaknya sebagian ummat Islam. Dekadensi moral
terjadi terutama dikalangan remaja. Sementara pembendungannya masih
berlarut-larut dan dgn konsep yg tidak jelas.
Rusaknya moral
ummat tidak terlepas dari upaya jahat dari pihak luar ummat yg dgn
sengaja menebarkan berbagai penyakit moral dan konsepsi agar ummat loyo
dan berikutnya tumbang. Sehingga yg tadinya mayoritas menjadi minoritas
dalam kualitas. Keadaan semakin buruk ketika pihak aparat terlibat dan
melemahnya peran ulama` dan tokoh masyarakat.
Padahal nilai suatu bangsa sangat tergantung dari kualitas akhlak-nya seperti dikemukakan penyair Mesir Syauki Bik “Suatu bangsa sangat ditentukan kualita akhlak-nya jika akhlak sudah rusak hancurlah bangsa tersebut.”
Hampir
semua sektor kehidupan ummat mengalami krisis akhlak. Para mengalami
pertikaian internal dan merebutkan vested interest dan jarang
terkooptasi oleh kekuasaan yg dzalim. Para ulama`nya mengalami
kemerosotan moral sehingga tidak lagi berjuang utk kepentingan ummat
tetapi hanya kepentingan sesaat; mendukung status quo. Para pengusahanya
melarikan diri dari tanggung jawab zakat infaq dan sedekah sehingga
kedermawanan menjadi macet dan tidak jarang berinteraksi dgn sistem
ribawi serta tidak mempedulikan lagi cara kerja yg haram atau halal.
Para siswa dan mahasiswa terlibat banyak kasus pertikaian narkoba dan
kenakalan remaja lainnya.
Kaum wanita muslimah
terseret jauh kepada peradaban Barat dgn slogan kebebasan dan
emansipasi yg berakibat kepada rusaknya moral mereka maka tak jarang
mereka menjadi sasaran manusia berhidung belang dan tak jarang dijadikan
komoditi murahan . Dan berbagai macam lapisan masyarakat muslim
termasuk persoalan kaum miskin yg kurang sabar sehingga menjadi obyek
garapan pihak lain termasuk seperti bentuk nyatanya pemurtadan semisal
kristenisasi.
Pengertian akhlak Secara etimotogi bahasa akhlak dari akar bahasa Arab “khuluk”
yg berarti tabiat muruah kebiasaan fithrah naluri dll . Secara
epistemologi Syar’i berarti seperti dikatakan Al Ghozali akhlak adl
sesuatu yg menggambarkan tentang perilaku seseorang yg terdapat dalam
jiwa yg baik yg darinya keluar perbuatan secara mudah dan otomatis tanpa
terpikir sebelumnya. Dan jika sumber perilaku itu didasari oleh
perbuatan yg baik dan muliayang dapat dibenarkan oleh akal dan syariat
maka ia dinamakan akhlak yg mulia nammun jika sebaliknya maka ia
dinamakan akhlak yg tercela
Memang perlu dibedakan antara akhlak
dan moral. Karena akhlak lbh didasari oleh faktor yg melibatkan
kehendak sang pencipta sementara moral lbh penekanannya pada unsur
manusiawinya. Sebagai contoh mengucapkan selamat natal kepada non muslim
secara akhlak tidak dibenarkan tetapi secara moral itu biasa-biasa
saja.
Sentral Akhlak Akhlak secara teoritis memang indah tapi
secara praktek memerlukan kerja keras. Oleh krn itu Allah SWT mengutus
Nabi SAW-Nya utk memberi contoh akhlak mulia kepada manusia.Pekerjaan itu dilakukan oleh Nabi SAW sebaik mungkin sehingga mendapat pujian dari Allah SWT “Sesungguhnya engkau berada pada akhlak yg agung “. Bahkan Rasulullah SAW sendiri bersabda “Aku diutus utk menyempurnakan Akhlak“. Lebih dari itu beliau menempatkan muslim yg paling tinggi derajatnya adl yg paling baik akhlaknya. “Sesempurna-sempurna iman seseorang mukmin adl mereka yg paling bagus akhlaknya”
Maka tak heran Aisyah mendiskripsikan Rasulullah SAW sebagai Al Qur`an berjalan ; “Akhlak Rasulullah SAW adl Al Qur`an“.
Cakupan Akhlak Mulia Dimensi akhlak dalam Islam mencakup beberapa hal yaitu ;
Akhlak
kepada Allah SWT dgn cara mencintai-Nya mensyukuri ni’mat-Nya malu
kepada-Nya utk berbuat maksiat selalu bertaubat bertawakkal takut akan
adzab-Nya dan senantiasa berharap akan rahmat-Nya.
Akhlak
kepada Rasulullah SAW dgn cara beradab dan menghormatinya mentaati dan
mencintai beliau menjadi kaumnya sebagai perantara dalam segala aspek
kehidupan banyak menyebut nama beliau menerima seluruh ajaran beliau
menghidupkan sunnah-sunnah beliau dan lbh mencintai beliau daripada diri
kita sendiri anak kita bapak kita dll.
Akhlak terhadap Al
Qur`an dgn cara membacanya dgn khusyuk tartil dan sesempurna mungkin
sambil memahaminya menghapalnya dan mengamalkannya dalam kehidupan riil.
Akhlak kepada makhluk Allah SWT mulai diri sendiri orangtua
kerabat handaitaulan tetangga dan sesama mukmin sesuai dgn tuntunan
Islam.
Akhlak kepada orang kafir dgn cara membenci kekafiran
mereka tetapi tetap berbuat adil kepada mereka berupa membalas kekejaman
mereka atau memaafkannya dan berbuat baik kepada mereka secara
manusiawi selama hal itu tidak bertentangan dgn syariat Islam dan
mengajak mereka kepada Islam.
Akhlak terhadap makhluk lain
termasuk kepada menyayangi binatang yg tidak mengganggu menjga tanaman
dan tumbuh-tumbuhan dan melestarikannya dll.
Krisis Akhlak Apabila norma-norma akhlak mulia
tidak dijalankan dgn baik bahkan cenderung dilanggar maka akan terjadi
apa yg dinamakan krisis akhlak. Sebagai contoh kami kemukakan data-data
terjadinya perusakan akhlak terutama kepada para remaja berupa narkoba
shabu-shabu putow heroin ganja ecstasi morphin dll. Sasarannya mulai
dari anak-anak sekolah dasar sampai perguruan tinggi dari pengangguran
sampai artis. Pengaruh buruk yg diperoleh adl dapat merusak hati dan
otak meskipun pada tahap awal sipecandu merasa segar gembira fly tidak
tidur dan merasa berani. Police watch Indonesia suatu LSM yg memantau
keterlibatan polisi dalam jaringan penyimpangan menyebutkan bahwa 42%
kasus narkoba terjadi dijakarta 58% terjadi diJawa Barat Bali Jawa
Tengah Yogyakarta Jawa Timur dan Sumatra Barat.
Jakarta Barat
kawasan terbesar kasus narkoba krn dikawasan itu banyak terdapat tempat
maksiat sisanya di Jakarta Pusat Jakarta Utara dan Jakarta Timur .
Bahkan telah merambat kekota-kota kecil dan kampung-kampung.
Pembentengan
dari krisis Akhlak Tentunya ummat Islam tidak berjaya kalau melepaskan
ajaran Islam dalam kehidupan mereka. Makanya mereka harus kembali
menghidupkan Islam sebagaimana yg telah dilakukan oleh Rasulullah SAW
dan para sahabatnya Imam Malik pernah meriwayatkan Artinya “Tidaklah berjaya akhir dari ummat ini melainkan berpegang dgn apa yg dipegang generasi pertama“.
Kita
harus kembali menghidupkan masjid sebagai pusat kegiatan ummat Islam.
Memperkuat daya tahan rumah tangga dari ancaman dekadensi moral termasuk
film-film ysng bobrok menjaga disiplin dan keamanan sekolah serta
memberikan lingkungan materi agama yg cukup serta menjaga daya tahan
lingkungan masyarakat dari berbagai arus perusakan dan penyesatan
sekaligus mengaktifkan pemerintah utk membentengi masyarakat dari
berbagai bentuk kemaksiatan. Wallahu A`lam.
Oleh Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia
sumber file al_islam.chm
^_^
BalasHapus